Darurat Sampah Makanan di Sekolah

Sampah makanan menjadi permasalahan yang krusial bagi lingkungan tidak terkecuali di SMA N 11 Yogyakarta. Pada dasarnya sampah makanan adalah makanan yang terbuang dan tidak termakan. Sisa makanan tersebut tidak dapat diolah sehingga menjadi limbah karena mengandung zat-zat tak baik untuk lingkungan. Membuang-buang makanan seolah terlihat sudah menjadi tradisi jika dilihat dari banyaknya tumpukan sampah makanan pada lingkungan sekolah.

Permasalahan lain yaitu bukan terletak pada sisa makanan, namun juga bungkusnya. Penggunaan plastik yang berlebihan juga menjadi masalah darurat di sekolah. Hal terlihat dari tumpukan bungkus plastik yang berlebihan pada tempat sampah. Memang, kita cenderung lebih suka menggunakan wadah plastik yang praktis untuk membungkus makanan, tetapi sulit terurai di bandingkan menggunakan wadah yang ramah lingkungan

Warga sekolah sudah seharusnya sadar, kebiasaan tersebut dapat menjadi sebuah petaka bagi lingkungan. Limbah tersebut sebagai pemicu meningkatkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Perubahan iklim berpengaruh pada produktivitas pertainan & ketahanan pangan. Selain itu, dapat juga menyebabkan ancaman krisis pangan

Menurut laman kompas com, setiap orang Indonesia rata-rata membuang makanan setara Rp 2,1 juta pertahun. Nilai sampah makanan di Indonesia mencapai Rp 330 triliun pertahun. Sekitar 33% makanan terbuang setiap tahun. Sementara 820 juta penduduk dunia mengalami kelaparan. Ironinya, tingkat kelaparan Indonesia peringkat ke-3 di Asia Tenggara.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? untuk meminimalisir pembuangan sampah makanan dapat dilakukan dengan cara membeli produk makanan sesuai dengan porsi makan. Kebutuhan disesuaikan dengan porsi yang tersedia agar tidak ada makanan yang terbuang sia-sia. Mengolah kembali makanan yang masih layak juga dapat mengurangi sampah makanan, contohnya pengumpulan sisa makanan yang masih layak sebagai makanan ternak. Selain itu, dapat juga dibentuk menjadi pupuk.

Warga sekolah dapat menjalankan program Bank Sampah, yaitu konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah sehingga memiliki nilai jual. Program ini dapat menjadi alternatif solusi bagi sekolah.

Menjaga kebersihan merupakan kewajiban dan tanggung jawab warga sekolah. Setiap warga sekolah wajib berkontribusi menjaga lingkungan sekolah.

Maka, sikap membuang makanan maupun bungkus makanan harus segera dihilangkan pada diri masing-masing supaya dapat terciptanya lingkungan yang bersih dan nyaman.(AAP)

Bagikan Artikel Ini: